get app
inews
Aa Read Next : Telan Rp 3,25 M, Seluruh Pokmas di Kecamatan Manguharjo Tuntaskan Pembersihan Saluran Lingkungan

Anies Dipilih untuk Menghadang Laju AHY

Jum'at, 04 Februari 2022 | 11:02 WIB
header img
Sandiaga Uno di sebuah acara.Foto : Arbi Anugrah

Sandiaga Uno menceritakan masa-masa menegangkan menjelang pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 silam. Ada alasan mengapa akhirnya Anies terpilih berdampingan dengannnya sebagai pasangan calon. ”Jadi sebelum masa pencalonan itu kan sudah ada dua poros. Kubu Pak Basuki (Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ) dengan kubu non Pak Basuki. Nah saya ini kan berjuang untuk menjadi calon di poros non Pak Basuki,” tutur Sandi dalam video Akbar Faizal Uncensored, dikutip Jumat (4/2/2022). Sampai beberapa hari menjelang ditutupnya pendaftaran, Gerindra masih berupaya menegosiasikan Sandi sebagai calon gubernur kepada partai non pendukung Ahok-Djarot. Seperti diketahui, Prabowo bahkan sempat menemui Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas. Sayangnya, semua negosiasi menemui jalan buntu.

Puncaknya, Partai Demokrat mengumumkan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ). Hal ini membuat kalkulasi politik Gerindra dan Sandiaga berantakan. ”Dari situlah, dalam waktu kurang dari 24 jam, ini saya yang memutuskan. Dan Pak Prabowo sampai dua jam menjelang pendaftaran itu belum setuju. Saya memutuskan Pak Anies ikut dalam kontestasi Pilgub DKI. Itu murni keputusan saya,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini.

Menurut Sandi, Prabowo tetap tidak setuju karena menginginkannya sebagai calon gubernur. Tetapi perubahan situasi konstelasi setelah pengumuman Demokrat mengharuskannya mengajak Anies dan memberinya posisi sebagai calon gubernur. ”Karena perkembangan saat itu sangat cepat. Perhitungan saya yang awalnya akan ada dua calon, kubu Pak Basuki dan non Pak Basuki, kan DKI Jakarta itu 50% plus 1. Tapi ternyata mendapatkan tiga calon. Itu belum ada di skenario pertama saya. Konstelasi berubah total,” ujar dia.

Setelah mempertimbangkan masukan teman dan sejumlah tokoh DKI, Sandi akhirnya menemukan strategi menghadapi langkah SBY menyodorkan AHY. ”Karena itu kan strategi yang sangat wow, mengagetkan, Pak SBY memutuskan Mas AHY yang maju. Waktu itu semua perhatian terpusat ke Mas AHY. Bagaimana saya bisa menciptakan satu strategi tandingan? Anies Baswedan jawabannya,” tutur Sandi. Setelah meyakini Anies sebagai jawaban atas langkah SBY, urusan Sandi belum selesai. Perjuangan terberatnya adalah meyakinkan partai pengusung, yaitu Gerindra dan PKS. ”Sampai seharian saya tidak tidur di Kertanegara waktu itu. Pak Prabowo sampai bilang ya sudahlah kalau memang tidak ada titik temu. Fadli Zon yang akhirnya menjadi connector antara tiga titik yang punya kepentingan untuk memiliki calon bersama di Pilgub DKI, yaitu Gerindra, PKS, dan kami (Anies-Sandi),” kata Sandi.

 

 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut