get app
inews
Aa Text
Read Next : Cawabup Madiun Dilaporkan Dugaan Korupsi Proyek di RSUD Dolopo Senilai RP 8,4 miliar

Tewas Karena Senjatanya Sendiri, Berikut Kisah Mpu Gandring Sang Insinyur Keris

Kamis, 03 Februari 2022 | 19:30 WIB
header img
Keris Mpu Gandring sangat terkenal. Konon merupakan keris sakti yang dibuat dari batu meteorit.

JAKARTA, iNewsMadiun.id - Mpu Gandring, siapa yang tak kenal dengan nama ini? Sosok legenda pembuat keris paling termahsyur di masanya. Konon katanya keris-keris yang dibuat Mpu Gandring memiliki kualitas nomor wahid dan kekuatan sakti mandra guna. Bahkan Mpu Gandring bisa diberikan gelar insinyur pembuatan senjata keris. 

Hal ini membuat para pejabat-pejabat kerajaan zaman dahulu yang kerap kali memesan khusus untuk pembuatan keris. Namun keris buatan Mpu Gandring juga kerap membuat tumbal tewasnya sejumlah orang, termasuk Mpu Gandring sendiri dan salah satunya penguasa Tumapel Tunggul Ametung. 

Namun siapakah sesungguhnya Mpu Gandring insinyur pembuat keris yang termasyhur di masanya itu?

Dikisahkan dalam buku Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan karya Muhammad Syamsuddin, menyebutkan Mpu Gandring berasal dari Desa Lulambang atau Palumbangan, Kecamatan Dooko, Kabupaten Blitar. 

Mpu Gandring adalah seorang pembuat senjata termashyur kala itu. Dia berdomisili di Lulumbang atau Palumbangan, atau yang berada di sebelah utara Kota Wlingi, Blitar. Di tempat inilah, konon Gandring banyak membuat senjata yang dipesan oleh banyak pejabat atau kaum ksatria, yang berkuasa di Jawa Timur. 

Dikisahkan dalam kitab Pararaton, Ken Arok kala itu tengah mencari orang yang dapat membuatkannya senjata termutakhir yang dapat menumbangkan Tunggul Ametung. Saat itu Ken Arok yang masih menjadi pengawal pribadi Tunggul Ametung, dikenalkan oleh ayah angkatnya Bango Samparan kepada Mpu Gandring. 

Bango Samparan yang tinggal di Karuman akhirnya membawa Arok ke kediaman Mpu Gandring di Blitar. Ken Arok pun langsung mengutarakan keinginannya untuk bisa memiliki keris yang sakti mandraguna, yang bisa membunuh Tunggul Ametung dalam sekali tusuk.

Setelah pembicaraan dan tawar menawar akhirnya ditemukan kesepakatan. Mpu Gandring akhirnya siap menerima permintaan Ken Arok membuatkan keris untuknya dan meminta waktu satu tahun kepada Ken Arok. 

Tempat pembuatan keris Mpu Gandring sendiri saat ini dikisahkan berada di Dukuh Pandean, Wlingi, Kabupaten Blitar. Di sinilah Mpu Gandring mencoba merealisasikan keinginan Ken Arok memiliki senjata termutakhir kala itu. 

Tapi Ken Arok tak sabar, dia sudah di ujung nafsu menghabisi nyawa Tunggul Ametung. Alhasil baru lima bulan proses pembuatan keris, Ken Arok meminta anak buahnya menemui Mpu Gandring, menanyakan perihal keris tersebut. 

Gandring pun tak mengizinkan Ken Arok mengambil keris tersebut karena kerisnya belum sempurna, dan baru setengah jadi. Menurut Mpu Gandring membuat keris yang sakti mandraguna bukanlah perkara mudah. 

Pengalaman Mpu Gandring untuk membuat keris yang canggih diperlukan olah spiritual dan ritual - ritual khusus, seperti puasa pemilihan bahan yang tepat. Sebagai upayanya ini, Mpu Gandring berjanji akan menyelesaikan keris pesanannya jadi dalam waktu satu tahun. 

Namun baru lima bulan akhirnya Ken Arok menagih pesanannya. Tentu saja pesanan ini belum jadi, hal ini membuat Ken Arok marah karena ketidaksabarannya. Ken Arok tak mau tahu Mpu Gandring, ia pun terpancing emosi.

Mpu Gandring meminta untuk Ken Arok sabar terlebih dahulu dan menunggu sebagaimana kesepakatan di awal. Tapi hal itu tak diterima Ken Arok, dia tetap ngotot untuk mengambil keris yang belum jadi itu. 

Adu mulut pun sempat terjadi antara Mpu Gandring dan Ken Arok, hingga akhirnya menusukkan keris itu ke tubuh Mpu Gandring. Mpu Gandring pun tewas seketika dengan keris buatannya sendiri. Ken Arok berhasil membuktikan keris itu sakti dengan dapat menewaskan sang pembuatnya dengan sekali tusuk. Keris itu juga dapat memecahkan lumpang batu milik Mpu Gandring. 

Dalam kondis, Mpu Gandring pun melontarkan kutukan terhadap Ken Arok. Mpu Gandring memberikan sumpah dan mengutuk, bahwa keris itu bakal menewaskan tujuh nyawa keturunan Ken Arok, termasuk Ken Arok sendiri. 

Ken Arok yang sudah bernafsu membunuh Tunggul Ametung, akhirnya meninggalkan Tunggul Ametung yang tewas bersimpah darah. Ken Arok kembali ke Tumapel untuk merealisasikan niatnya menggulingkan pemerintahan Tunggul Ametung dan membunuhnya. iNews Madiun

 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut