get app
inews
Aa Text
Read Next : Berpotensi Korupsi, Aset Tanah Pemkab Madiun Yang Dipakai Kirun 15 Tahun, OPD Tak Berkutik

Mengenal Penyebab Perdarahan Otak, Penyakit Stroke yang Dialami Budayawan Emha Ainun Najib

Kamis, 06 Juli 2023 | 22:11 WIB
header img
Cak Nun (Foto: Dok Istimewa/Okezone)

YOGYAKARTA, iNewsMadiun.id - Budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun) dilarikan ke RSUP dr Sardjito Yogyakarta akibat perdarahan otak. Kondisi Cak Nun yang harus menjalani perawatan secara intensif juga dibenarkan Anggota Fraksi PKB DPR Luqman Hakim. "Mari berdoa, semoga Allah Ta’ala memberi kesembuhan, kesehatan dan keadaan terbaik untuk Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yg dirawat di ICU RS Dr Sardjito,” kata Luqman Hakim dikutip Okezone dari media sosialnya, Kamis (6/7/2023). 

“Jalan pencerahan Cak Nun, telah diikuti jutaan manusia. Langit gelap ia robek-robek hingga cahaya Cinta terpancar ke bumi. Alfatihah," tulis Lukman.Semoga Cak Nun bisa segera sembuh. Lukman meminta para jamaah diminta mendoakan Cak Nun. Dilansir website siloamhospitals.com, perdarahan otak adalah jenis penyakit stroke oleh pecahnya pembuluh darah arteri di dalam otak dan menimbulkan perdarahan lokal hingga kematian sel-sel otak.

Perdarahan di otak menjadi kondisi darurat medis karena dapat menyebabkan kematian sel-sel di dalam otak. Bahkan, bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi ini berisiko menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti pembengkakan otak, gangguan fungsi kognitif, hingga kelumpuhan.

Jenis-Jenis Perdarahan Otak

Berdasarkan lokasinya, perdarahan otak dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Intraserebral, yaitu perdarahan yang terjadi pada jaringan otak. Jenis perdarahan ini dapat menyebabkan pembengkakkan otak hingga gangguan fungsi otak.
  • Subarachnoid, yaitu jenis perdarahan yang terjadi di bawah membran atau selaput pelindung otak. Perdarahan subarachnoid umumnya dipicu oleh aneurisma (pembuluh darah menggelembung), cedera kepala, dan gangguan pembekuan darah.
  • Subdural, yaitu perdarahan yang terjadi di antara lapisan selaput pelindung otak, yaitu duramater dan arachnoid.
  • Epidural, yaitu perdarahan yang terjadi di antara lapisan tulang tengkorak dan duramater (lapisan pelindung otak paling luar).

Penyebab Perdarahan Otak

Adapun sejumlah kondisi medis yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan di otak adalah sebagai berikut:

1. Cedera Kepala

Cedera kepala merupakan penyebab perdarahan di otak yang umum terjadi. Kondisi ini biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian.

2. Kelainan Pembuluh Darah

Arteriovenous malformations (AVM) merupakan kelainan pembuluh darah berupa terbentuknya jalinan tidak normal yang menghubungkan pembuluh darah arteri dan vena. Kondisi ini jarang menimbulkan gejala namun perlu diwaspadai karena bisa menjadi penyebab perdarahan otak secara tiba-tiba.

3. Hipertensi

Penyebab perdarahan otak yang perlu diwaspadai berikutnya adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi kronis. Pasalnya, hipertensi yang terjadi dalam jangka panjang dapat melemahkan dinding pembuluh darah sehingga turut meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah di otak.

4. Aneurisma

Aneurisma merupakan penonjolan pembuluh darah yang lemah di dalam otak. Bila tidak ditangani dengan tepat, aneurisma bisa menjadi penyebab perdarahan otak hingga memicu stroke.

5. Tumor Otak

Tumor Otak adalah kondisi medis yang terjadi karena tumbuhnya jaringan abnormal di jaringan otak. Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat memberikan tekanan pada jaringan otak hingga memicu perdarahan.

6. Aterosklerosis

Aterosklerosis merupakan pengerasan pembuluh darah arteri yang terjadi karena menumpuknya plak kolesterol di pembuluh darah. Bila terjadi pada pembuluh darah di otak, aterosklerosis dapat menghambat aliran darah dan menyebabkan pembuluh darah pecah.

7. Amyloid Angiopathy

Amyloid angiopathy adalah kelainan dinding pembuluh darah yang dipicu oleh penuaan dan hipertensi. Kelainan ini diketahui dapat meningkatkan risiko perdarahan pada jaringan otak.

8. Gangguan Hati

Gangguan hati juga dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan di otak. Hal ini dikarenakan gangguan hati dapat memengaruhi pembekuan darah dan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Kondisi inilah yang dapat memicu perdarahan di otak.

Gejala Perdarahan Otak

Gejala perdarahan di otak cenderung beragam sesuai dengan tingkat keparahan dan bagian otak yang terdampak. Namun, sejumlah gejala umum dari perdarahan otak adalah sebagai berikut:

  • Sakit kepala parah secara tiba-tiba.
  • Mual dan muntah.
  • Kesulitan berbicara.
  • Kesulitan menulis dan membaca.
  • Kesulitan menelan.
  • Gangguan penglihatan.
  • Gangguan keseimbangan dan koordinasi.
  • Penurunan kesadaran.
  • Kejang.

 

Diagnosis Perdarahan Otak

Untuk mendiagnosis perdarahan di otak, dokter akan menanyakan keluhan dan riwayat penyakit yang dialami oleh pasien. Selain itu, dokter juga dapat memastikan perdarahan di otak melalui beberapa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti:

  • Pemeriksaan neurologis, untuk mendeteksi adanya gangguan fungsi saraf akibat perdarahan pada otak.
  • Cerebral angiography, yaitu prosedur medis dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh arteri di otak untuk menyuntikkan warna kontras agar mendapatkan hasil foto Rontgen pembuluh darah di otak yang jelas.
  • CT Scan, yaitu prosedur pemeriksaan yang memanfaatkan teknologi komputer dan sinar-X untuk mendapatkan gambar struktur otak.
  • MRI, yaitu prosedur pemeriksaan yang menggunakan teknologi magnet dan gelombang frekuensi radio untuk mendapatkan gambar struktur otak.

Pengobatan Perdarahan Otak

Pengobatan perdarahan otak dilakukan untuk meningkatkan peluang kesembuhan, meredakan gejala, serta mencegah timbulnya komplikasi. Adapun sejumlah tindakan medis yang dilakukan untuk menangani perdarahan di otak adalah sebagai berikut:

  • Perawatan intensif di ICU dengan memberikan obat untuk mengurangi penggumpalan darah, mengontrol tekanan darah, serta memasang kateter.
  • Tindakan operasi yang bertujuan menghilangkan penggumpalan darah serta mengurangi perdarahan di dalam otak.
  • Meresepkan obat-obatan untuk penanganan lebih lanjut pasca operasi, seperti obat penenang, diuretik, antiepilepsi, dan antinyeri.

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut