JAKARTA, iNewsMadiun.id – G30SPKI selalu diperingati pada setiap September. Peristiwa G30SPKI tidak terlepas dari peran Dipa Nusantara (DN) Aidit. Dia adalah Ketua Central Comitte Partai Komunis Indonesia (CC-PKI) yang dihukum mati Soeharto. DN Aidit adalah salah satu dalang dari tragedi pembantaian para jenderal 30 September 1965.
Setelah kudeta gagal, DN Aidit melarikan diri ke Yogyakarta. Saat berusaha kabur, Aidit ditangkap oleh pasukan Brigade Infantri IV Kostrad di kampung dekat Stasiun Solo Balapan.
Kabar yang beredar, tokoh PKI itu ditembak mati di dekat sumur tua menggunakan senjata AK-47 di tengah kebun pisang. Mengulas data Okezone dan beragam sumber lainnya, Rabu (28/9/2022), Aidit sempat menikmati kopi dan rokok saat hari penangkapannya. Bahkan, saat akan dibawa, Aidit sempat meminta rokok.
"Boleh ya rokok ini saya bawa," kata Aidit. Lalu, seorang tentara yang menangkapnya menjawab. "Bawa saja rokok itu. Nanti buat rokok-an bersama Gatot Subroto," katanya menyiratkan bahwa Aidit akan segera menyusul Jenderal Gatot Subroto yang telah meninggal dunia pada tahun 1962.
Setelah penangkapan, Aidit dibawa ke Loji Gandrung. Di sana, seorang tentara berpangkat mayor sempat mencoba mengambil alih penangkapan Aidit. Namun, upaya itu ditolak oleh Komandan Brigade Mayjen Yasir Hadibroto.
Sesuai dengan perintah Jenderal Soeharto, Yasir kemudian memerintahkan anak buahnya, Mayor ST untuk mencari sumur tua tak berair. Di sumur kering itulah kelak hidup Aidit berakhir di hadapan regu tembak. Saat akan dieksekusi, Aidit sempat mengingatkan para aparat militer bahwa dirinya adalah seorang Menko dalam Kabinet Dwikora.
"Tahu kamu artinya apa seorang Menko? Seorang Wakil Ketua MPR Sementara kemari? Apa ini sumur? Untuk apa?" katanya kepada Mayjen Yasir Hadibroto. Namun gertakan Aidit kali ini tidak berpengaruh. Pertanyaan DN Aidit itu kemudian dijawab oleh Yasir.
Editor : Arif Handono