"Kalau toh ada itu justru inisiatif dari santri atau jamaah yang sifatnya sukarela sebagai rasa mahabbah seorang santri kepada kiai," katanya.
Gus Miftah juga menyoroti fenomena para politisi yang gemar ke pondok pesantren menjelang pemilihan. Menurutnya, para kiai hingga saat ini terkesan hanya dimanfaatkan untuk mendulang suara.
"Kalau butuh mereka sowan kiai, selesai butuhnya kembali meninggalkan kiai. Persis seperti daun salam dan laos, kalau masak sayur dicari pertama kali, sayurnya matang daun salam dan laosya dibuang pertama kali," katanya lagi.
Ia pun menuntut Suharso mengklarifikasi pernyataannya itu dan mencabutnya disertai permintaan maaf. Karena, penyataannya itu melukai dan menjatuhkan marwah pondok pesantren dan kiai.
"Kali ini anda menghina kiai dan pesantren dengan kalimat yang menyakitkan, saya sebagai santri yang biasa sowan kiai untuk tabarukan dan ngalap berkah meminta anda untuk klarifikasi dan minta maaf," tegasnya.
Editor : Arif Handono