Wali Murid SMAN 1 Ngawi Keluhkan Iuran Komite Hingga Rp3,5 Juta, Benarkah Sumbangan Sukarela?

Dodik
SMA Negeri 1 Ngawi. Foto: Dodik

NGAWI,iNewsMadiun.id - Sekolah gratis bagi siswa SMA/ SMK Negeri di Jawa Timur yang selama ini banyak terpublikasi di berbagai paltafom media ternyata hanya isapan jempol saja. Padahal Pemprov Jatim mengklaim anggaran yang digelontorkan untuk program Sekolah Gratis berkualitas (TisTas) mencapai Rp 7,1 Triliun selama lima tahun terkahir.

Buktinya adalah adanya keluhan dari wali murid siswa SMA Negeri 1 Ngawi. Wali Murid yang meminta namanya dirahasiakan itu mengeluhkan tingginya iuran yang harus dibayarkan ke komite sekolah dengan nilai mencapai jutaan rupiah. 

Bahkan ‎bagi orang tua murid yang belum membayar iuran tersebut, wali kelas tidak segan mengingatkan melalui pesan WhatsApp. Namun, tidak sedikit orang tua murid yang sudah membayar, dan sudah diberikan kwitansi sebesar 3,5 juta.

Kepada inews.id wali murid ‎tersebut menjelaskan modus penarikan iuran sekolah yang dilakukan oleh Komite. Teknisnya, orang tua murid disuruh menulis sendiri nominal yang akan dibayarkan.

‎ "Besarannya sesuai yang kita tulis, rata-rata Rp 3,5 juta rupiah. Tapi besarannya hampir sama Rp 3,5 juta. Karena yang lain segitu akhirnya saya juga tulis segitu," ujar orang tua murid itu sambil berpesan agar namanya disamarkan. Tujuannya tidak lain supaya anaknya yang sekolah di SMAN 1 ngawi itu tidak dikucilkan.

‎Orang tua murid yang anaknya duduk dibangku kelas 11 SMAN 1 Ngawi itu mengaku keberatan dengan iuran yang dilakukan Komite tersebut. Namun, saat ini hanya bisa pasrah sambil mencari uang agar bisa segera melunasi iuran tersebut.

‎ "Keberatan gak keberatan la semua bayar itu gimana. Aslinya ya keberatan. Tapi sampai sekarang saya belum bayar. Kebetulan belum ada uang untuk bayar itu," keluhnya serius.

‎Sementara itu, Kepala SMAN 1 Ngawi Tjahjono Widijanto menyatakan, pihak komite maupun sekolah tidak pernah melakukan penarikan iuran kepada murid. Yang disampaikan orang tua murid itu adalah sumbangan sukarela dan tidak mengikat.

‎ "Tidak ada iuran. Yang ada sumbangan yang sifatnya tidak mengikat. Monggo wali muridnya diminta ke sekolahan saja biar tidak terjadi miskomunikasi," ujar Tjahjono, melalui pesan WhatsApp, Kamis (16/10/2025).

‎Menurut Tjahjono, sumbangan yang diberikan wali murid itu besarannya juga tidak sama, ada yang Rp 200 ribu hingga jutaan rupiah sesuai kemampuan masing orang tua murid. Namun Tjahjono enggan merinci sumbangan tersebut digunakan untuk apa.

‎ "Ada yang 200 Rabu, ada yang 1 Juta bahkan ada yang lebih dari 3 Juta. Sesuai kemauan dan kemampuan. Yang tidak menyumbang juga banyak dan tidak masalah," tutupnya.

 



Editor : Arif Wahyu Efendi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network