Frank Hoogerbeets kemudian men-tweet, “Hati saya tertuju kepada semua orang yang terkena dampak gempa bumi besar di Turki Tengah. Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, cepat atau lambat ini akan terjadi di wilayah ini, mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang kita alami pada 4-5 Februari.”
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan bahwa tidak ada cara untuk memprediksi waktu dan tanggal gempa bumi. Menurut lembaga tersebut, baik mereka maupun ilmuwan lain tidak pernah meramalkan gempa bumi besar. “Gempa bumi bukanlah fenomena yang bisa diprediksi. Tidak ada yang bisa secara akurat memprediksi lokasi, besaran, dan waktu gempa," kata William Barnhart, asisten koordinator Program Bahaya Gempa Bumi USGS, kepada Newsweek.
“Pernyataan di media sosial bahwa gempa bumi akan terjadi di wilayah yang terkena dampak di Turki tepat waktu karena dibuat secara kebetulan sebelum serangkaian besar gempa bumi, dan pernyataan itu akurat dalam menunjukkan bahwa gempa besar dapat terjadi di beberapa titik waktu. Karena ini adalah wilayah yang aktif secara seismik dengan risiko gempa besar dan merusak yang diketahui,” imbuh dia.
https://international.sindonews.com/read/1036155/177/sosok-frank-hoogerbeets-yang-ramalkan-gempa-turki-3-hari-sebelum-kejadian-1677729826
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait