Ini Rekam Jejak KSAL Muhammad Ali, Mantan Komandan KRI Nanggala 402 yang Tenggelam di Laut Bali

Fahmi Firdaus
KSAL Muhammad Ali. Foto: Tangkapan layar media sosial

JAKARTA, iNewsMadiun.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Laksamana Muhammad Ali sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) menggantikan Laksamana Yudo Margono yang kini menjabat Panglima TNI. Pelantikan digelar di Istana Negara, Rabu (28/12/2022).

Jokowi  memilih Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) karena memiliki rekam jejak yang baik.

"Selalu, selalu saya melihat rekam jejak," kata Jokowi dalam keterangannya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/12/2022).

Jokowi mengatakan, Ali pernah menjabat sebagai Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL) hingga Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I).

"Beliau ini kan pernah di gubernur AAL, pernah di Pangkoarmada, pernah di Pangkogabwilhan. Ini apa pengalaman rekam jejak menjadi selalu saya lihat. Dan beliau memiliki leadership yang baik," tutup Jokowi.

Seluruh kepala staf angkatan mulai dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit memberikan ucapan selamat kepada mantan Komandan KRI Nanggala 402 tersebut.

Muhammad Ali juga banyak pengalaman di Kapal Selam TNI AL. Bahkan pada awal kariernya di militer, dia juga sudah dipercaya sebagai Perwira Torpedo KRI Pasopati, Padivkom KRI Nanggala 402 dan Kadep Leksen KRI Nanggala 402.

Untuk diketahui, KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam dengan membawa 53 personel TNI AL, termasuk komandan Letkol Laut (P) Heri Oktavian. KRI Nanggala 402 hendak mengikuti latihan penembakan di laut Bali, pada Kamis (22/4/2021). 

Muhammad Ali yang saat itu menjabat sebagai Asrena Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) mengatakan, tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 diduga karena adanya faktor alam. 

Menurut dia, saat kapal selam menyelam, yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut yang berbeda tergantung kondisinya.

Sehingga awak kapal selam sebelum beroperasi, akan terlebih dulu melihat panduan untuk menyampaikan kondisi daerah, seperti faktor oseanografi maupun hidrografi.

Faktor alam ini juga ada yang dinamakan internal solitary wave, yang berdasarkan informasi dari beberapa pakar dan ahli oseanografi, itu ada arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik secara vertikal. Jadi jatuhnya kapal ke bawah lebih cepat dari umumnya dan ini yang harus diwaspadai," ujar Ali.

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network