Ajak Petani Irit Pupuk
Atas problem itu, Subianto mengajak kepada para petani untuk irit menggunakan pupuk. Caranya, menggunakan pupuk secara proporsional dari kebutuhan yang ada. Dia bersyukur, tahun ini Provinsi Jatim mendapatkan tambahan sebanyak 200.000 ton. Dari jumlah tersebut, wilayah Kediri mendapat tambahan 19.000 atau sekitar 10 persen.
Tambahan itulah kata Subianto yang harus bisa dihemat oleh para petani agar bisa cukup hingga akhir tahun. Sebab, tambahan itu juga masih jauh dari kebutuhan. Dia mencontohkan, di wilayah kediri, jumlah Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) sebanyak 77.000 ton. Namun, faktanya ketersediaan pupuk hanya sebanyak 26.000 ton. Itu sebabnya, penghematan penggunaan pupuk perlu dilakukan.
"Misalnya, walaupun RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani) 1 ton, jangan diberikan semuanya. Jangan dihabis-habiskan. Agar cukup sampai akhir nanti dan tidak menimbulkan gejolak," tuturnya.
Maka sebagai gantinya, dia menyarankan petani menggunakan pupuk organik. Sebab, jika petani disiplin menggunakan pupuk organik, maka kondisi tanah tidak akan rusak. "Misalnya 1 hektare (ha) lahan diberi pupuk organik 1 ton selama lima tahun, maka kandungan organik tanah akan meningkat 5 persen. Sekarang tinggal 2 persen," tuturnya.
Pasalnya, semakin hari biaya operasional petani semakin besar. Apalagi sejak kenaikan harga BBM. Sementara, harga jual panen juga kurang kompetitif dan jauh dari harapan.iNewsMadiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait