Lambat laun di sana menjadi kompleks di mana orang-orang China tidak hanya berdagang, tetapi juga menyebarkan ajaran islam. Kini area tersebut hanya bisa dijejaki kompleks makamnya saja.
Nama-nama yang dimakamkan di komplek ini lebih didasarkan pada kepercayaan masyarakat.
Dari sana muncul nama Syekh Jumadil Kubro, Syekh Abdul Qodir Jailani Sini, Syekh Maulana Skah, Syekh Maulana Ibrahim, makam Walisongo, makam Sunan Ngudung, makam Putri Kencono Wungu dan Anjasmoro, hingga Kubur Pitu yang berisi tujuh buah makam.
Siapakah nama-nama itu masih menimbulkan simpang siur di antara kisah masyarakat dengan bukti arkeologi yang ditelusuri lewat cungkup makam.
Namun, suatu hari Gus Dur memberi pernyataan mengejutkan mengenai salah satu tokoh yang dimakamkan tersebut.
Relasi Keluarga Gus Dur dengan Sosok Tan Kim Han
Menurut uraian Sugih, makam Troloyo makin dikenal oleh masyarakat sebagai tempat ziarah sejak masa pemerintahan Gus Dur. Tepatnya sejak kunjungan ziarah beliau sekitar bulan Juni 2001.
Sejak saat itu, makam Troloyo sering dikunjungi oleh para pejabat tinggi. Pada hari-hari tertentu, seperti malam Jum’at Legi atau saat kegiatan haul salah satu tokoh di makam Troloyo dilakukan upacara adat oleh masyarakat.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait