Amalan Pemilik Warteg yang Bangunannya Masih Utuh meski 1 Kompleks di Simprug Golf II Ludes Terbakar
Pria yang turut melakukan pemadaman di Jalan Simprug Golf 2 itu menerangkan, bata ringan atau hebel yang dibangun di semua sisi warteg itu membuat bangunan warteg menjadi terkompartemenisasi dan terlindungi dari api saat terjadinya kebakaran. Berbeda dengan bangunan lainnya selain warteg yang dibangun tanpa adanya kompartemenisasi atau bangunnya tak semua menggunakan material hebel, malah umumnya bangunannya mengunakan kayu atau semi permanen.
"Nah itulah contoh pemukiman yang rawan kebakaran karena tak ada terkompartemenisasi di sekian meter perseginya atau setiap bangunan," tuturnya. Deni menambahkan, pemukiman warga di Jalan Simprug Golf 2 sejatinya tak terkompartemenisasi secara baik sehingga rawan terjadinya kebakaran. Saat terjadi kebakaran, potensi rambatannya sangat tinggi dan luas, meski begitu saat Sudin Gulkarmat Jaksel melakukan pemadaman di lokasi, petugas berhasil menyelamatkan bangunan rumah warga di bagian ujung Selatan dan Utara.
"Ada teorinya kebakaran itu, rambatan kebakaran itu istilahnya ada hit transfernya, ada transfer panas melalui radiasi, melalui konduksi, melalui konveksi, tergantung material bahan bakar yang ada disekitarnya. Karena bangunan warteg itu pakai bata ringan atau hebel, itu kan dia ada fire pointnya, ada sifat bakarnya yang tak tercapai," katanya.iNewsMadiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait