Warga Kurang Mampu di Madiun Mengeluh Tidak Tersentuh Bantuan Pemerintah
MADIUN,iNewsMadiun.id - Pasangan Lanjut Usia (Lansia) Kateno (60) dengan istrinya Misinah, warga Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun mengeluh tidak lagi menerima Bantuan Sosial (Bansos) dari Pemerintah.
Kateno mengaku pernah dapat bantuan beras itupun hanya sekali. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan makan setiap harinya, lansia yang tinggal di gang sempit itu harus mencari barang bekas.
"Setiap hari ya cari rosok (barang bekas). Dulu pernah dapat beras tapi hanya sekali, setelah itu tidak dapat lagi. Itupun biasa juga gak pernah dapat," ujar Kateno, kepada Media ini, Selasa (23/1/9/2025).
Kateno, merasa dianggap anak tiri oleh pihak Pemerintah Desa Glonggong. Pasalnya, banyak tetangganya yang dinilai lebih mampu justru diberikan Bansos oleh Pemerintah.
"Tidak pernah didata oleh pihak desa (untuk diajukan bantuan). sepertinya saya diasingkan kok," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Glonggong, Mustakim saat dikonfirmasi wartawan media ini membenarkan bahwa Kateno termasuk warga kurang mampu. Namun, ia mengaku tidak mengetahui kondisi warganya satu-persatu.
"Saya sebagai kepala desa juga tidak tahu satu-persatu (kondisi warga) karena wilayahnya luas. Tapi nanti kita usahakan terkait keluhan warga tadi," katanya.
Mustakim juga menjelaskan, terkait bantuan yang dari pemerintah pusat, pihaknya sudah melakukan update data mana warganya yang layak dan tidak layak menerima Bansos.
"Sebenarnya kita sudah Update terus data warga mana yang layak dan tidak layak kita sudah mengajukan, tapi dari Dinas Sosial itu tidak dirubah. Karena bantuan seperti PKH, BPNT ataupun Bansos lainya itu kita hanya menyalurkan," tambahnya.
Selain Bansos dari Pemerintah Pusat, Mustakim juga mengatakan ada Bansos yang bersumber dari Dana Desa. Namun, Mustakim berdalih tidak mengetahui kalau salah satu warganya tidak masuk daftar penerima bantuan tersebut.
"BLT (Bantuan Langsung Tunai) dari Dana Desa juga ada. (Terkait pak Kateno tidak dapat) coba nanti saya tanyakan ke pak Kesranya," tutup Muatakin.
Editor : Arif Wahyu Efendi