get app
inews
Aa Text
Read Next : Para Budak Istimewa Pada Masa Raja Airlangga Wajib Miliki Ilmu Kasekten

Raja Airlangga Diminta Rakyat Turun Gunung untuk Membangun kerajaan, Inilah Kisahnya

Rabu, 16 Februari 2022 | 18:45 WIB
header img
Peninggalan Kerajaan Kahuripan

SURABAYA, iNewsMadiun.id -  Rakyat memintan Raja Airlangga turun gunung untuk membangun kerajaan Kahuripan. Hal ini terjadi pascaserangan yang meluluhlantakkan Mataram di era Dharmawangsa Teguh.

Saat itu serangan yang dilakukan Sriwijaya di bawah Aji Wurawari dari Lwaram, yang merupakan sekutu Kerajaan Sriwijaya. Saat serbuan itu Raja Dharmawangsa Teguh yang tengah mengadakan pernikahan putrinya di istana Medang, di Watan, tewas akibat serbuan mendadak itu. Sementara, Airlangga berhasil melarikan diri bersama pembantunya Narotama. 

Dikisahkan buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu, Airlangga melarikan diri ke puncak gunung memohon perlindungan kepada para petapa. Prasasti Pucangan juga mencatat serangan dahsyat yang meluluhlantakkan Mataram di bawah pimpinan Raja Dharmawangsa Teguh. 

Saat itu konon Airlangga berusia 16 tahun, dia mulai menjalani hidup sebagai petapa di gunung - gunung. Salah satu bukti petilasan Airlangga sewaktu dalam pelarian dapat dijumpai di Sendang Made, Kudu, Jombang. 

Airlangga remaja kemudian hidup selama tiga tahun di hutan, tepat pada tahun 1009 Airlangga didatangi utusan rakyat yang memintanya supaya membangun kembali Kerajaan Medang. Mengingat ibu kota Watan sudah hancur total, maka Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan.

Airlangga kemudian menamakan kerajaannya Kahuripan. Nama Kahuripan berasal kata urip, yang berarti hidup. Kahuripan berarti kehidupan yang setara dengan Kerajaan Amarta milik Pandawa. 

Ketika Airlangga naik tahta pada tahun 1009 Masehi menjadi raja di Kahuripan, wilayah kerajaannya hanya meliputi daerah sekitar Gunung Penanggungan, yang ada di Sidoarjo dan Pasuruan. Kecilnya wilayah kekuasaan ini diakibatkan banyak wilayah yang melepaskan diri sepeninggal Dharmawangsa Teguh. 

Baru ketika Kerajaan Sriwijaya dikalahkan Rajendra Coladewa, Raja Colamandala dari India pada tahun 1023, Airlangga pun merasa leluasa membangun kembali kejayaan Wangsa Isyana, dengan menaklukkan Pulau Jawa.

Wilayah kekuasaan Airlangga pun perlahan-lahan mulai meluas sejak tahun 1025 Masehi. Pengaruh kian melemahnya Kerajaan Sriwijaya yang menjadi tandingan era Mataram juga menjadi penyebab Airlangga kembali menyusun kekuatan untuk mengembalikan kejayaan Wangsa Isyana, yang jadi penerus trah Mataram Kuno demi menguasai Pulau Jawa. iNews Madiun

 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut