JAKARTA, iNewsMadiun.id - Gautam Adani menjadi pusat perhatian dunia karena tiba- tiba kekayaannya hilang USD 110 miliar atau setara Rp1.600 triliun dalam waktu singkat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewaspadai apa yang terjadi pada Adani Group. “Hati-hati, minggu lalu ada event besar, Adani di India. Makro negara bagus, mikro bermasalah. Mikro, hanya satu perusahaan, Adani, rugi USD 120 miliar, rugi. Langsung dikonversi Rp1.600 triliun. Hati-hati dengan ini," kata Kepala Negara Senin (6/2/2023)
Pengusaha asal India ini dinobatkan sebagai orang terkaya ketiga di dunia, melampaui nama- nama besar seperti Bill Gates hingga Warren Buffet. Namun belakangan, pria berusia 60 tahun itu menjadi sorotan banyak pihak. Hal ini tidak lepas dari kekayaannya yang anjlok. Mengutip BBC, penurunan aset orang terkaya di Asia itu mencapai USD 110 miliar atau setara Rp1.600 triliun dalam waktu yang sangat singkat. Ia bahkan ditendang dari 20 besar deretan orang terkaya di dunia.
Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali menilai Gautam Adani terungkap memiliki kekayaan luar biasa saat dunia menghadapi krisis ekonomi global. “Pemerintah India cukup bingung dengan uang yang keluar begitu cepat karena ada hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan penelitian Hindenburg. Riset ini menjadi perhatian karena melihat saham- saham yang dibangun Adani bergerak sangat cepat sepanjang tahun 2020, 2022," kata Rhenald dikutip dari akun YouTube miliknya, Senin (13/2/2023)
Padahal kekayaan Adani di tahun 2020 ini hanya sebagian kecil saja. Namun, di awal tahun, kekayaan Gautam Adani meningkat pesat. “Bayangkan jika kekayaan Adani Corporation di tahun 2020 hanya berkisar USD,7 miliar, dia belum disebut sebagai orang terkaya di dunia. Lalu, tiba- tiba di awal tahun 2023 dunia membaca berita bahwa dia adalah orang terkaya ke- 3 di dunia. dunia, ” kata Rhenald Kasali.
https://economy.okezone.com/read/2023/02/12/455/2763733/orang-terkaya-asia-hartanya-tiba-tiba-hilang-rp1-600-triliun-kok-bisa?page=1
Editor : Arif Handono