JAKARTA, iNewsMadiun.id - Ada sebuah lagu Indonesia sempat diklaim Malaysia. Lagu yang sempat menjadi polemik itu yakni ‘Rasa Sayange’, yang merupakan lagu rakyat suku bangsa Ambon dari kepulauan Maluku. Lantas, mengapa sampai ada cerita bahwa ‘Rasa Sayange’ jadi lagu Indonesia sempat diklaim Malaysia? Rupanya, polemik tersebut sudah berlangsung lama di era 2000-an.
Merangkum dari berbagai sumber, Minggu (29/5/2022), pada 2007, departemen Pariwisata Malaysia menggunakan lagu ini untuk mempromosikan kepariwisataan negara tersebut. Pada saat itu, Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu ‘Rasa Sayange’ merupakan lagu kepulauan Nusantara. Hal ini pun menuai reaksi dari Gubernur Maluku saat itu, Karel Albert Ralahalu. Dia bersikeras bahwa lagu ‘Rasa Sayange’ merupakan milik Indonesia dan menjadi lagu rakyat yang telah membudaya dan turun temurun di provinsi Maluku sejak lama.
Kemudian, pada 11 November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim, mengakui bahwa lagu ‘Rasa Sayange’ adalah milik Indonesia. Meski demikian, sejumlah sumber masih menganggap bahwa ‘Rasa Sayange’ adalah milik bersama, antara Indonesia dan Malaysia, karena dua negara tersebut masih serumpun.
Gara-gara hal tersebut, hubungan antara Malaysia dan Indonesia sempat tegang di 2007. Tetapi, menilik dari sejarahnya, lagu ‘Rasa Sayange’ diketahui direkam oleh Lokananta, Solo, Indonesia pada 1962 dalam piringan hitam Gramophone. Piringan hitam tersebut lalu didistribusikan sebagai souvenir kepada partisipan Asian Games ke 4 pada 1962 di Jakarta.
Lagu ‘Rasa Sayange’ ini menjadi salah satu lagu rakyat Indonesia di piringan itu bersama dengan lagu etnis lain dari Indonesia seperti Sorak-sorak Bergembira, O Ina ni Keke, dan Sengko Dainang. Berikut lirik lagu ‘Rasa Sayange’ ciptaan Paulus Pea:
Rasa sayange rasa sayang sayange
Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange
Rasa sayange rasa sayang sayange
Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange
Kalau ada sumur di ladang, Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang,
Boleh kita berjumpa lagi
Rasa sayange rasa sayang sayange
Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange
Mana kancil akan dikejar,
Kedalam pasar cobalah cari
Masih kecil rajin belajar,
Sudah besar senanglah diri
Si Amat mengaji tamat,
Mengaji Qur’an di waktu fajar
Biar lambat asal selamat,
Tak kan lari gunung dikejar.
iNewsMadiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait