JAKARTA, iNewsMadiun.id - Disertasi Ida Sumarsih menilai perlunya relaksasi kepemilikan asing di sektor pertambangan. Hal ini sejalan dengan dorongan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) saat berdiskusi dengan Kamar Dagang dan Industri dalam rangka pencapaian Indonesia Emas 2045 baru-baru ini. Diskusi tersebut mengungkapkan ajakan kepada pengusaha untuk mengundang investor asing untuk berinvestasi di sektor pertambangan sebagai implementasi kebijakan pemerintah untuk hilirisasi produk pertambangan.
Program Pascasarjana Universitas Pelita Harapan (UPH) menggelar Sidang Terbuka Promosi Doktor Ida Sumarsih Program Doktor Ilmu Hukum pada Sabtu, 17 September 2022. Pada Sidang Terbuka Promosi Doktor Ida berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “ Dampak Nominee Agreement Terhadap Badan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Terhadap Kesejahteraan Rakyat”
Ida menemukan pembuatan nominee agreement dianggap sebagai penyelundupan hukum karena tidak memenuhi syarat sah perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, khususnya mengenai kausa yang halal. Namun demikian, nominee agreement tidak dapat serta merta dianggap batal demi hukum karena harus dilihat terlebih dahulu isi atau materi muatan perjanjianya.
Yang pasti, pembuatan nominee agreement merupakan pilihan dan cara investor asing mengamankan investasinya di Indonesia. Melalui penelitiannya menggunakan kajian Economic Analysis of Law dengan metode Cost and Benefit Analysis pada Kabupaten Morowali dan Kutai Kartanegara terungkap bahwa nominee agreement memiliki dampak positif dan kontributif dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat di 2 kabupaten tersebut.
Oleh karena itu, dari segi kebijakan, larangan nominee agreement memerlukan peninjauan kembali terutama dengan mengingat manfaatnya dalam menjaga iklim investasi yang kondusif yang dapat mendukung upaya meningkatkan perekonomian nasional untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. "Untuk itu saya mengusulkan relaksasi kepemilikan saham asing melalui perubahan UU Minerba. Agar Nominee agreement tidak digunakan lagi dalam praktek hukum di lingkungan industri pertambangan nasional", ungkap Ida dalam sidang doktoralnya.
Sidang yang dilakukan pada hari Sabtu, 17 September 2022, di Universitas Pelita Harapan yang diketuai oleh Rektor UPH, DR. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc. dengan tim promotor diketuai oleh Prof. Nindyo Pramono S.H., M.S., dan Associate Prof Dr Henry Soelistyo Budi S.H., L.L.M selaku ko-promotor memutuskan untuk mengangkat Sdri. Ida Sumarsih menjadi Doktor dalam bidang Ilmu Hukum dengan Yudisium Summa Cum Laude. "Luar biasa, ini Kartini modern yang luar biasa," ujar Parapak.
Gelar Doktor yang diperoleh Ida Sumarsih dari Universitas Pelita Harapan (UPH) ini melengkapi gelar S2nya, Magister Kenotariatan, dari Universitas Pelita Harapan dan S1, Sarjana Hukum dari Universitas Esa Unggul.
Ida Sumarsih, yang kerap dipanggil Imelda, aktif dalam kegiatan masyarakat, sebagai pengurus organisasi Perempuan Indonesia Maju dan pengurus Asosiasi Penambang Nikel Indonesia. Selain itu dalam bidang Pendidikan Ida tercatat juga aktif dalam kegiatan Literasi Keliling atau perpustakaan keliling yang diprakarsai oleh Bapak Eko Prasetyo. Literasi Keliling merupakan sebuah kegiatan sosial dalam rangka menumbuhkan minat baca dan memberikan ilmu bagi anak-anak di daerah terpencil khususnya di Way Kanan, Lampung.
Selain aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, Ida Sumarsih tercatat sebagai Direktur Legal di PT Artabumi Sentra Industri Group dan sebagai Senior Advisor to Founder, CEO and Shareholder Transon Group adalah Group perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, Kawasan Industry dan Smelter.
"Saya berharap hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam menetapkan kebijakan pertambangan nasional dan aturan terkait dengan relaksasi kepemilikan asing dan dapat diakomodasi dalam perubahan UU Minerba, Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Yang Amat Terpelajar dan Terhormat Dr. (H.C) Jonathan L. Parapak, M.Sc., Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S (Promotor), Assoc. Prof. Dr. Henry Soelistyo Budi, S.H., L.L.M (Kopromotor), Prof. Dr. Ir. I.B.R. Supancana, S.H., M.H, Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H., M.H, Prof. Dr. Adji Samekto, S.H., M.Hum, Dr. Velliana Tanaya, S.H., M.H , Dr. Riyatno, S.H., L.L.M", pungkas Ida dalam pernyataannya.
Saat ini, sektor pertambangan sedang mengalami peningkatan ditengah kondisi global yang masih belum menentu, sementara aktivitas eksplorasi dan investasi juga meningkat.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor pada bulan April 2022 mencapai 27,32 miliar dollar AS. Nilai ini naik sebesar 3,11 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan naik 47,76 persen (yoy).
Nilai ekspor ini terus meningkat sejak Januari 2022. Pada Januari, pertumbuhannya sebesar 25,37 persen, kemudian naik 34,19 persen pada Februari, 44,37 persen pada Maret, dan 47,76 persen pada April 2022.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait