JAKARTA, iNewsMadiun - Penceramah Gus Miftah berang dengan pernyataan Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa terkait ulama dan kiai dalam sebuah forum.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Suharso Monoarfa menceritakan saat dirinya masih menjabat sebagai Plt Ketua Umum PPP. Saat itu ia datang ke seorang kiai dan pondok pesantren.
Namun, saat pulang, ia mengaku hanya pulang dan tak meninggalkan apapun dalam perjamuan tersebut. Saat pulang, ia pun ditanya soal barang apa yang ditinggalkan untuk ponpes itu.
Suharso yang mengaku tak meninggalkan apapun merasa heran. Ia bertanya-tanya mengapa jika ke ponpes, harus meninggalkan atau memberikan sesuatu ke ponpes itu.
"Kalau kami ketemu kalau salamannya gak ada amplopnya, pak, itu jadi sesuatu yang hambar," katanya dikutip dari Okezone.
Pernyataan itu dengan tegas dijawab oleh Gus Miftah. Menurutnya, Penyataan Suharso sangat menghina marwah kiai dan pondok pesantren.
"Dalam khazanah pesantren ada istilah tabarukan, yaitu ngalap berkah yang dilakukan oleh seorang santri atau jamaah kepada kiai, dengan salah satu caranya adalah silaturahmi atau sowan kepada kiai. Dalam silaturrohmi itu biasanya santri atau jamaah minta doa, minta nasehat atas problem dan hajatnya," katanya.
Lebih lanjut Gus Miftah menegaskan, tidak ada permintaan kiai kepada para santri dan jamaah untuk memberikan sesuatu dalam perjamuan itu.
"Kalau toh ada itu justru inisiatif dari santri atau jamaah yang sifatnya sukarela sebagai rasa mahabbah seorang santri kepada kiai," katanya.
Gus Miftah juga menyoroti fenomena para politisi yang gemar ke pondok pesantren menjelang pemilihan. Menurutnya, para kiai hingga saat ini terkesan hanya dimanfaatkan untuk mendulang suara.
"Kalau butuh mereka sowan kiai, selesai butuhnya kembali meninggalkan kiai. Persis seperti daun salam dan laos, kalau masak sayur dicari pertama kali, sayurnya matang daun salam dan laosya dibuang pertama kali," katanya lagi.
Ia pun menuntut Suharso mengklarifikasi pernyataannya itu dan mencabutnya disertai permintaan maaf. Karena, penyataannya itu melukai dan menjatuhkan marwah pondok pesantren dan kiai.
"Kali ini anda menghina kiai dan pesantren dengan kalimat yang menyakitkan, saya sebagai santri yang biasa sowan kiai untuk tabarukan dan ngalap berkah meminta anda untuk klarifikasi dan minta maaf," tegasnya.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait