Putin Larang Investor Barat Jual Saham di Perbankan dan Proyek Energi Utama Hingga Akhir 2022

Jeanny Aipassa
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Foto: Reuters)

MOSKOW, iNewsMadiun.id - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengeluarkan deakrit yang melarang investor menjual saham di proyek-proyek energi utama dan perbankan hingga akhir 2022. Ketentuan itu diberlakukan untuk investor Barat atau negara-negara yang disebut tidak bersahabat oleh Pemerintah Rusia. 

 

Seperti diketahui, negara-negara Barat dan sekutunya, termasuk Jepang, telah memberlakukan pembatasan keuangan pada Rusia sejak mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari 2022, namun lewat dekrit terbaru yang dikeluarkan Putin, Kremlin membalas dengan menghambat bisnis Barat dan sekutu mereka meninggalkan Rusia, dan dalam beberapa kasus mengancam menyita aset mereka.

 

Dekrit yang diterbitkan pada Jumat (5/8/2022), melarang investor dari negara-negara yang mendukung sanksi terhadap Rusia untuk menjual aset mereka dalam perjanjian bagi hasil (PSA), bank, entitas strategis, perusahaan yang memproduksi energi, mulai dari produksi minyak dan gas hingga batubara dan nikel.

 

Presiden Putin dapat mengeluarkan pengabaian khusus dalam kasus-kasus tertentu agar kesepakatan tetap berjalan, kata dekrit itu, dan pemerintah serta bank sentral harus menyiapkan daftar bank untuk persetujuan Kremlin. 

 

Reuters melaporkan keputusan itu tidak menyebutkan nama investor, namun mencakup hampir semua proyek keuangan dan energi besar di mana investor asing masih memiliki saham, termasuk proyek minyak dan gas Sakhalin-1.

Pada Kamis (4/7/2022), perusahaan minyak Rusia, Rosneft (ROSN.MM), menyalahkan Exxon Mobil karena penurunan produksi di kelompok ladang Sakhalin-1, setelah perusahaan energi utama AS itu mengatakan sedang dalam proses mentransfer 30 persen sahamnya "ke pihak lain".

Secara terpisah, sebuah keputusan pemerintah yang ditandatangani pada 2 Agustus 2022 memberikan waktu selama satu bulan kepada investor asing di proyek gas alam cair (LNG) Sakhalin-2 untuk mengklaim saham mereka di entitas baru yang akan menggantikan proyek yang ada.

Investor asing yang dimaksud adalah Royal Dutch Shell, Japan Mitsui & Co (8031.T) dan Mitsubishi Corp (8058.T). Keputusan baru itu, tidak mencakup proyek Sakhalin-2.

Pada Kamis (4/8/2022), sebelum larangan penjualan saham dikeluarkan Kremlin, Exxon mengatakan telah membuat kemajuan yang signifikan untuk keluar dari bisnis Sakhalin-1 dan prosesnya sangat kompleks. 

"Sebagai mantan operator, Exxon memiliki kewajiban untuk memastikan keselamatan orang, perlindungan lingkungan dan integritas operasi," kata juru bicara Exxon, Casey Norton.

Shell dikabarkan sedang mencari opsi untuk menarik diri dari proyek sementara pemerintah Jepang menegaskan kembali keinginannya agar perusahaan Jepang mempertahankan saham mereka di sana.

UniCredit Italia (CRDI.MI) dan Intesa (ISP.MI), grup AS Citi dan Raiffeisen Austria (RBIV.VI) terus mencari opsi untuk keluar dari Rusia, sementara yang lain seperti Societe Generale (SOGN.PA), (ROSB. MM) dan HSBC telah menemukan jalan keluar. 

Citigroup menolak berkomentar, tetapi dikabarkan sedang dalam pengajuan akan terus mengurangi operasi dan eksposur ke Rusia. Citigroup telah berhenti meminta bisnis baru atau klien baru di Rusia. 

Citigroup mengungkapkan sekitar 8,4 miliar dolar AS dalam eksposur Rusia pada 30 Juni 2022. Eksposur meningkat karena kenaikan nilai rubel.

iNewsMadiun

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network