DEPOK, iNewsMadiun.id - Setiap orang tua tentu ingin anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik, serta sukses dalam menempuh pendidikan maupun karir. Karenanya, dari waktu ke waktu orang tua pasti akan selalu mengikuti, bahkan ada yang cenderung mengendalikan perkembangan anaknya demi memastikan bahwa harapannya dapat terpenuhi
Namun, tak sedikit orang tua yang kecewa karena apa yang diinginkannya bak jauh panggang dari api. Ketika orang tua ingin anaknya ke kanan, si anak justru ke kiri. Ketika orang tua menginginkan A, ternyata yang terjadi justru B.
Bagaimana mengatasinya?
Banyak faktor yang dapat memengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Salah satunya adalah tingkat kecerdasannya, karena faktor ini mempengaruhi aspek kognitifnya, yakni aspek yang terkait dengan aktivitas otak seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi; aspek afektif, yakni aspek yang berkaitan dengan emosi; dan psikomotorik, yaitu aspek yang berkaitan dengan perilaku, tindakan, keterampilan motorik dan kemampuan fisik.
Tak sedikit orang tua yang menginginkan anaknya melakukan A, tetapi sesungguhnya tingkat kecerdasan anak tidak memungkin hal itu. Ada pula orang tua yang menginginkan sang anak menggeluti bidang B, tetapi tingkat kecerdasan anak membuatnya lebih tertarik pada bidang yang lain.Perlu diketahui bahwa 40% hingga 80% kecerdasan anak dipengaruhi oleh faktor genetik. faktor lain yang ikut mempengaruhi pembentukan kecerdasan anak adalah stimulasi pendidikan dan latihan pada anak, serta faktor lingkungan tempat tinggal.
Kecerdasan anak tidak bisa diukur tanpa mengetahui jenis-jenisnya. Menurut cekaja, ada dasarnya, ada tiga pembagian jenis kecerdasan yang istilahnya umum digunakan di dunia psikologi.
1. Intelligence Quotient (IQ) yakni kecerdasan individu yang berkaitan dengan aspek kognitif.
2. Emotional Quotient (EQ) yang meliputi kemampuan menggunakan dan mengontrol emosi di setiap waktu, kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi, serta kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
3. Spiritual Quotient (SQ) yang merupakan pengambilan makna dan value yang luas terhadap segala sesuatu hal.
Namun, menurut psikolog terkenal asal Amerika Serikat, Howard Earl Gardner, ada delapan jenis kecerdasan anak, yaitu:
1. Bodily-kinesthetic intelligence: kemampuan menggunakan bagian-bagian tubuh untuk membuat sesuatu.
2. Linguistic intelligence: kemampuan menganalisa informasi yang disampaikan melalui bahasa.
3. Logical-mathematic intelligence: kemampuan berhitung dan penyelesaian masalah secara abstrak.
4. Musical intelligence: kemampuan mengingat, membaca dan menghasilkan pola dari suara.
5. Spatial intelligence: kemampuan mengenali dan gambar.
6. Naturalistic intelligence: kemampuan membedakan jenis binatang, tanaman, dan cuaca.
7. Interpersonal intelligence: kemampuan memahami motivasi, keinginan, kondisi emosi orang lain.
8. Interpersonal intelligence kemampuan memahami motivasi, keinginan, kondisi emosi diri sendiri.
Orang tua wajib mengetahui tingkat kecerdasan anak, jenis-jenis tingkat kecerdasan tersebut dapat memancing munculnya bakat yang berdampak pada pemilihan hobi, skill andalan, hingga karir anak di masa depan.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait