Update Perang Rusia-Ukraina, Jelang Kunjungan Presiden Jokowi, Rusia Hujani Ukraina 48 Rudal Semalam

Berlianto
Rusia menembakkan 48 rudal jelajah ke Ukraina dalam semalam. Foto/Ilustrasi

MOSKOW, iNewsMadiun.id - Jelang kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke pada akhir Juni 2022 ini, intensitas serang Rusia ke Ukraina seolah meningkat. Rusia luncurkan rentetan serangan rudal ke Ukraina pada Sabtu pagi, meningkatkan permusuhan sehari setelah pasukan Ukraina mundur dari kota Severodonetsk yang diperangi. Ketika invasi skala penuh Rusia ke Ukraina memasuki bulan kelima, gubernur regional melaporkan serangan di pangkalan militer di wilayah Lviv barat Ukraina, di Zhytomyr barat Kyiv, dan Chernihiv barat laut ibukota.

Para pejabat mengatakan beberapa rudal dicegat oleh sistem pertahanan darat-ke-udara. Klaim militer Ukraina dan Rusia tidak dapat diverifikasi secara independen. Laporan awal tidak menunjukkan bahwa ada banyak korban, tetapi Mykhailo Podolyak, seorang penasihat dalam pemerintahan presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan sasaran sipil telah terkena. “48 rudal jelajah Rusia. Malam hari. Di seluruh Ukraina,” kata Podolyak dalam sebuah tweet.

“Rusia masih berusaha mengintimidasi Ukraina, menyebabkan kepanikan dan membuat orang takut dengan monster Z,” tambahnya, merujuk pada penggunaan huruf Z sebagai penanda beberapa pasukan invasi Rusia seperti dikutip dari Financial Times, Minggu (26/6/2022).  Rusia sebelumnya telah menembakkan rudal permukaan-ke-permukaan Iskander dari Belarusia yang bersekutu dengan Kremlin, dan intelijen militer Ukraina mengatakan serangan hari Sabtu semuanya ditembakkan dari wilayah Belarusia.

Itu termasuk 12 rudal jelajah yang diluncurkan oleh pembom Tu-22M3 Rusia dari wilayah udara Minsk, pertama kali ini terjadi menurut Kiev. “Serangan rudal hari ini, semuanya, dilakukan semalam dari wilayah Belarusia. Dari udara dan darat,” kata Brigadir Jenderal Kyrylo Budanov, kepala intelijen pertahanan Ukraina. "Moskow sekali lagi memprovokasi kami untuk menyerang Belarusia untuk menciptakan dalih bagi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk bergabung dengan invasi Rusia," ujar Budanov.

Rusia juga merencanakan untuk melakukan serangan teroris di Belarusia, kata Budanov, meledakkan rumah, sekolah dan rumah sakit sebagai operasi bendera palsu yang harus disalahkan pada Kiev. "Lukashenko berusaha menghindari ini," kata Budanov. "Dia mengerti bagaimana ini akan berakhir untuknya," ia menambahkan. Serangan itu terjadi tepat sebelum para pejabat Ukraina mengatakan bahwa sebagian besar pasukan telah ditarik dari Severodonetsk, ibu kota provinsi wilayah Luhansk timur yang pada dasarnya dihancurkan oleh serangan artileri Rusia, ke posisi yang lebih dibentengi.

Kementerian pertahanan Rusia sendiri mengatakan pasukannya telah mengambil kendali penuh atas Severodonetsk dan beberapa desa sekitarnya setelah pertempuran brutal selama berminggu-minggu. Setelah gagal merebut Kiev dan kota-kota besar utara lainnya di awal invasinya, Moskow baru-baru ini memfokuskan upayanya untuk merebut wilayah di wilayah pesisir timur jauh dan selatan.

Sekarang menguasai 20 persen wilayah Ukraina. Lysychansk di dekat Severodonetsk adalah satu-satunya kota besar yang tersisa di wilayah Luhansk yang belum jatuh ke tangan Rusia. Ukraina masih menguasai beberapa kota besar di barat di provinsi Donetsk di dekatnya, di sebelah barat Lysychansk. Sepanjang konflik, Rusia telah melakukan serangan rudal hampir setiap hari. Menurut pejabat Ukraina, Rusia telah meluncurkan lebih dari 1.400 rudal, menargetkan infrastruktur dan instalasi militer serta mencoba untuk menghentikan pengangkutan senjata berat dari Barat yang mendukung Kiev.

Seperti diberitakan, Presiden Joko Widodo dijadwalkan melakukan kunjungan ke Kiev, Ukraina dan Moskow, Rusia pada akhir Juni 2022. Kunjungan ini akan menjadi kali pertama pemimpin Asia ke kedua negara yang sedang bertikai. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (22/6/2022). "Kunjungan kedua negara ini merupakan kunjungan yang dilakukan dalam situasi yang tidak normal, kita paham situasi saat ini masih sangat rumit, dunia juga paham mengenai kompleksitas yang ada," kata Menlu Retno.

Meski situasi sulit dan masalahnya kompleks antara Rusia dan Ukraina, kata Retno, tapi Jokowi sebagai Presiden G-20 dan salah satu anggota dari Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB memilih untuk tidak diam dan berkontribusi dalam krisis kemanusiaan tersebut. "Kunjungan presiden ini menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang diakibatkan karena perang," katanya.

Retno menyebut perang antara kedua negara itu berdampak dan dirasakan oleh semua negara, terutama negara berkembang dan negara dengan penghasilan rendah. Dengan demikian ia berharap kunjungan ini dapat terus mendorong spirit perdamaian. Nantinya Jokowi dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin . "Di dalam kunjungan ke Kiev dan Moskow tentunya bapak presiden akan melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin," ujarnya.iNewsMadiun

 

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network