get app
inews
Aa Read Next : Diduga Terkait Kasus Suap Rp5 Miliar, KPK Geledah Ruang Kerja Gubernur dan Wagub Jawa Timur

AHY Pilih Emil Jabat Ketua Demokrat Jatim, Menantu Pakde Karwo Mundur dari Demokrat

Sabtu, 23 April 2022 | 02:52 WIB
header img
Bayu Airlangga. Foto: Lukman Hakim

SURABAYA, iNewsMadiun.id - Gerbong mantan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo (Pakde Karwo) di tubuh Partai Demokrat Jawa Timur tampaknya sudah habis. Menantu Pakde Karwo, Bayu Airlangga yang digadang-gadang sebagai kandidat ketua DPD Jatim, akhirnya mundur dari Partai Demokrat. Keputusan mengejutkan itu disampaikan Bayu setelah kecewa terhadap keputusan DPP Partai Demokrat atas hasil Musyawarah Daerah (Musda) beberapa waktu lalu.

DPP Partai Demokrat memilih Emil Elestianto Dardak sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jatim periode 2022-2027. Wakil Gubernur Jatim itu ditetapkan sebagai ketua setelah bersaing ketat dengan Bayu Airlangga pada Musda DPD Partai Demokrat Jatim di Surabaya. Padahal Emil cuma mengantongi 13 dukungan DPC, sedangkan Bayu mengantongi 25 dukungan DPC.

Emil Dardak kemudian resmi dilantik menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Jatim periode 2022-2007, Jumat (22/4/2022). Bayu menjelaskan, keputusannya untuk mundur diri dari Partai Demokrat sudah bulat. Sebab, dia merasa telah dizalimi oleh partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut. "Per hari Kamis, 21 April 2022 saya memutuskan mengundurkan diri dari Partai Demokrat," kata Bayu Airlangga, Jumat (22/4/2022). 

Dia menegaskan, ketika dirinya dan sejumlah pendukung dizalimi, maka tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai. Dia mengingatkan bahwa, saat pembukaan Musda, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjanjikan proses secara demokratis. Namun kenyataan berbeda. 

"Sebelum mundur, saya meyakini Partai Demokrat sebagai partai yang demokratis. Namun, saat hasil Musda Demokrat Jatim tidak demokratis, tidak ada pilihan lain selain mundur," katanya. 

Pihaknya menilai bahwa, ada etika dan kepatutan dalam berpolitik. Batas kepatutan itu tidak boleh diterjang. Sebagai seorang kader yang menjunjung asas demokrasi, kata dia, ketika demokrasi itu sendiri tidak ada di partai, maka pilihannya mundur dari Partai Demokrat. 

 "Jika Ketum menginginkan seorang figur untuk memimpin Demokrat Jatim, sebaiknya sejak awal tidak perlu Musda. Ajak bicara saya dan DPC pendukung saya, daripada harus dikecewakan di akhir," katanya. 

Bayu menegaskan, keputusan mundur ini sebagai bentuk tanggung jawab dirinya kepada 25 DPC yang mendukungnya dalam Musda. Beberapa kali setelah pengumuman Musda, lanjut dia, dirinya ditawari sejumlah jabatan pengurus di Demokrat Jatim.

"Tapi saya menolak itu. Sikap itu sebagai bentuk rasa prihatin saya atas matinya demokrasi di Demokrat," ujarnya.iNews Madiun

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut