Madiun, iNewsMadiun.id – Pemerintah Indonesia menargetkan swasembada gula di tahun 2028. Untuk mencapai tujuan ini, Indonesia menghadapi tantangan besar berupa isu produktivitas untuk mencukupi kebutuhan konsumsi nasional. Terlepas dari tantangan yang harus dihadapi, terbuka peluang besar bagi generasi muda untuk terlibat langsung dalam sektor pertanian, khususnya dalam pengembangan industri tebu.
Untuk meningkatkan ketertarikan generasi muda pada sektor pertanian dibentuklah program inovatif bernama Inkubator Agripreneur Tebu. Program ini diinisiasi sebagai solusi untuk link and match antara isu produktivitas dan peran generasi muda dalam sektor pertanian.
Program ini diinisiasi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula dan didukung Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia sebagai solusi untuk link and match antara isu produktivitas dan peran generasi muda dalam sektor pertanian.
Program ini dirancang untuk melatih dan mendampingi petani muda yang berminat menjadi agripreneur profesional yang mampu mengelola perkebunan tebu secara modern, produktif, dan berkelanjutan. Melalui program ini, para peserta akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari ahli.
Dengan desain ini diharapkan program dapat memperkuat kapasitas para peserta dalam membangun usaha tani yang berdampak positif pada sektor pertanian Indonesia.
Kami akan melatih dan mendampingi generasi muda yang berminat menjadi agripreneur profesional mengelola perkebunan tebu secara modern, produktif, dan berkelanjutan. Bisnis tebu merupakan bisnis yang low risk dan menguntungkan", terang Mahmudi Direktur Utama SGN seusai Talk Show Agripreneur Tebu, Kamis (5/12/2024)) di Madiun.
Mahmudi menambahkan para peserta akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari ahli sehingga diharapkan program dapat memperkuat kapasitas para peserta dalam membangun usaha tani yang berdampak positif pada sektor pertanian Indonesia.
Inkubator Agripreneur Tebu terdiri dari beberapa tahapan antara lain: seleksi awal, bootcamp, pelatihan lapangan, pendampingan ahli, inkubasi usaha, serta pendanaan dan kemitraan. Dimana keseluruhan dari tahapan tersebut saling mendukung untuk menghasilkan petani muda yang siap bersaing dan berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional.
Tidak hanya mendorong terwujudnya swasembada sekaligus ruang berkontribusi bagi program negara, Inkubator Agripreneur Tebu juga memberikan berbagai keuntungan bagi para peserta.
Mahmudi, Direktur utama SGN memberikan keterangan kepada awakmedia tentang program inkubator Agripreneur Tebu
Melalui program ini peserta mendapatkan peluang untuk membangun usaha mandiri yang difasilitasi akses kepada teknologi pertanian modern, bibit unggul, dan sarana dan prasarana yang memadai untuk memulai usaha tani tebu standar tinggi.
Tidak hanya mendapat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis pertanian, peserta dibekali dengan keterampilan dalam kepemimpinan, kewirausahaan, dan manajemen.
Program ini juga memberikan kesempatan kepada peserta program untuk dapat membangun koneksi dan jaringan yang dapat memperluas peluang bisnis dan kolaborasi antar usaha.
Dari 8 Astacita Presiden Republik Indonesia Prabowo, Astacita nomor 2 menyatakan bahwa Indonesia dalam waktu 4-5 tahun harus mampu menjadi negara yang swasembada pangan.
Selanjutnya Mahmudi berharap produktivitas tebu bisa naik dari 5 ke 8 ton per hektar sebagai bagian upaya percepatan pencapaian swasembada gula nasional.
"Kalau naik 8 ton, sesungguhnya bukan angka yang terlalu tinggi karena 8 ton hanya separuh dari apa yang sudah dicapai di 100 tahun lalu. Isunya hanya kemiteraan yang saling berguntung. Kemudian kita harapkan dukungan pemerintah terutama dalam kaitannya dengan menjaga agar gula yang masuk atau impor dapat dikendalikan", lanjut Mahmudi
Program Inkubator Agripreneur Tebu ini menjadi Langkah dalam memberikan ruang bagi generasi muda untuk menjadi pionir dalam revolusi pertanian modern. Ini adalah kesempatan emas bagi mereka yang ingin terlibat dalam salah satu sektor strategis yang berperan penting dalam masa depan ketahanan pangan Indonesia.
Editor : Arif Wahyu Efendi