WASHINGTON, iNewsMadiun.id - NATO sudah mengantongi lapu hijau dari Amerika Serikat (AS) untuk memasok jet tempur ke Ukraina untuk digunakan melawan pasukan Rusia. Namun bukan hal sederhana mengirim pesawat tempur yang sesuai ke Ukraina.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengatakan kepada CBS News, Minggu (6/3/2022), negaranya akan mengganti setiap jet tempur anggota NATO yang dipasok untuk digunakan militer Ukraina.
"Itu sudah mendapat lampu hijau," kata Blinken.
Dia menambahkan, AS sudah bekerja sama dengan Polandia, mengganti setiap pesawat tempur yang dikirim negara itu ke Ukraina. Rencananya Polandia akan mengirim jet-jet tempur MiG untuk digunakan AU Ukraina. Sebagai gantinya, AS akan mengganti setiap MiG yang dikirim itu dengan F-16.
Pada Sabtu lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak anggota parlemen AS untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina guna menghentikan gempuran pasukan Rusia. Permintaan serupa disampaikan Ukraina ke NATO, namun ditolak. Alasannya, NATO tak ingin berperang terbuka melawan Rusia karena akan memberikan efek sangat luas bagi Eropa.
Memberlakukan zona larangan terbang berarti AS serta negara NATO lain bisa menembak setiap pesawat, helikopter, serta rudal Rusia, yang melanggar. Artinya aliansi ikut berperang melawan Rusia.
Sebelumnya AS dan NATO juga berulang kali menolak untuk mengirim pasukan ke Ukraina.
Namun, mengirim jet tempur ke Ukraina bukan hal sederhana. Uni Eropa pada akhir Februari lalu sebenarnya juga sudah menjanjikan jet tempur ke Ukraina. Namun rencana itu terganjal oleh dua masalah besar, yakni memilih pesawat yang bisa diterbangkan oleh pilot Ukraina dan menentukan negara yang bersedia mengirimkan dari bandara mereka.
Sekadar diketahui, AU Ukraina biasa menggunakan jet-jet buatan Uni Soviet atau Rusia seperti MiG-29 serta Sukhoi Su-24, Su-25, dan Su-27. Negara tetangga aliansi Barat yang menggunakan jet tempur yang sama adalah Polandia, Bulgaria dan Slovakia, yang memiliki Su-25 dan MiG-29. iNews Madiun
Editor : Arif Handono