Kisah BUMDesa di Pengalengan Tembus Singapura, Andalkan Kentang dan Buncis Kenya

Edi Purwanto
BUMDesa berhasil merraup ratusan juta dari ekspor kentang dan buncis kenya ke Singapura. Foto: IST

PENGALENGAN, iNewsMadiun - Kentang dan buncis Kenya, produk pertanian BUMDesa Pulosari Handal, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat berhasil menembus pasar Singapura. Kerja keras BUMDesa kini telah terbayar dengan omzet ratusan juta.

Kades Pulosari, Agus Rusman menuturkan, BUMDesa Pulosari Handal berdiri sejak tiga bulan lalu dan kinimemiliki badan hukum. Awalnya, Agus tertantang untuk mengembangkan hasil alam Desa Pulosari berupa hasil pertanian yang dikenal memiliki kualitas yang baik. Ia pun mengaku berpikir keras untuk mencari pasar produk pertanian agar memiliki nilai jual yang tinggi.
 
Kerja kerasnya tidak sia-sia. Ia bertemu dengan manajemen PT Elevasri Agri Indonesia (Elevarm) yang ingin bekerja sama memasarkan kentang dan buncis ke pasar luar negeri atau ekspor. “Alhamdulillah, kami baru bertemu Elevarm selama 10 hari dan sudah ada kesepakatan untuk memasarkan produk kelompok tani, termasuk ekspor kentang dan kacang Kenya,” katanya saat menceritakan kisah sukses di hadapan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Daerah dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar di Pangalengan, Selasa (21/2/2023).
 
Setelah melalui beberapa proses dan tahapan, ekspor pertama kentang akhirnya terealisasi yang mencapai 8 ton per minggu. Sedangkan kacang Kenya sebanyak 200 kg. Total nilai ekspor awal kentang adalah Rp 112.000.000, dan kacang Kenya Rp 3.400.000 per minggu, atau total Rp 115.400.000.
Kini pendapatan rata-rata per bulan BUMDes Pulosari Handal Pulosari bisa melebihi Rp 15 juta. Sementara itu, Desa Pulosari memberikan bantuan sebesar Rp 70 juta untuk membantu BUMDesa Pulosari Handal Pulosari.

BUMDes Pulosari Handal Pulosari juga mampu menyerap tenaga kerja sekitar 60 orang yang terdiri dari tenaga kerja dan mitra usaha pada unit usaha air bersih, pariwisata, energi terbarukan, agen bank dan pertanian.

Selain telah mampu mengekspor kentang dan buncis kenya, dia juga meminta perhatian Kemendes PDTT untuk membantu produk kopi Desa Pulosari agar pemasarannya bisa semakin luas. Direktur BUMDesa Pulosari Handal Toto menambahkan, pihaknya juga membina sejumlah kelompok wanita tani yang telah mengolah kentang menjadi makanan ringan.

Dalam sebulan, kelompok wanita tani bisa mengolah 1 kuintal kentang menjadi kripik. Dalam satu bulan ditargetkan bisa memproduksi olahan 16 ton kentang dan sekitar 300 kuintal buncis kenya. Menanggapi kisah sukses tersebut, Mendes PDTT yang akrab disapa Gus Halim menyatakan bahwa tugas Kemendes PDTT untuk mencarikan pasar bagi produk-produk yang dihasilkan desa. "Inilah kunci hilirisasi proses ekonomi di Kemendes PDTT," kata Gus Halim.

Dia menyebut kesuksesan BUMDes Pulosari Handal Pulosari ini bisa menjadi pelajaran dan contoh BUMDes lainnya. "Karena membangun desa paling mudah itu mereplikasi," tandasnya.

Kemendes PDTT, lanjut Gus Halim, akan fokus pada ekspor produk yang dikelola, dihasilkan atau dikonsolidasi oleh BUMDesa dan BUMDesa Bersama. Sementara itu, Lintang Kusuma dari Elevarm mengatakan, saat ini ada sekitar 3.000 petani binaan di 12 daerah, termasuk Pangalengan.

Kerja sama dengan Desa Pulosari dimulai setahun lalu dan mendapat respons positif. Elevarm memuji Kemendes PDTT yang mendukung ekspor perdana ini dan berharap bisa replikasi di daerah lain.

Saat ini Elevarm miliki kapasitas ekspor kentang 16 ton per minggu, dan buncis kenya 1,5 ton per minggu. Untuk meningkatkan kapasitas bisnis, BUM Desa Pulosari Handal Pulosari mulai fokus pada komoditas kentang dan buncis kenya yang saat ini dapat memenuhi standar ekspor ke Singapura. 

Editor : Arif Handono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network